Strategi Pemasaran Buku

Terjadinya pandemi covid-19 yang menghancurkan ekonomi berbagai negara di dunia termasuk Indonesia memberikan dampak yang sangat buruk  keberbagai sumber pendapatan masyarakat. Salah satunya adalah toko buku sebagai sarana pemasaran buku. 

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan strategi pemasaran buku yang akan disampaikan oleh Bapak Agust.Subardana selaku Direktur Pemasaran dari Penerbit Andi. 

Beberapa dampak yang dialami oleh berbagai Toko Buku di masa pandemi. Dalam kurun waktu kurang lebih 4 bulan sebelum kembali ke masa new normal.

Penurunan jumlah pengunjung toko buku awalnya terjadi pada bulan Februari, di bulan Maret mengalami sedikit peningkatan namun kembali turun drastis di bulan April. Dapat dilihat pada grafik berikut.  

Karena mengalami pandemi ini,  sehingga perlu strategi yaitu pentingnya mentransformasi digital. 

Perubahan ini mengubah banyak hal, termasuk mengubah aktivitas sosial dan kegiatan sebagian besar masyrakat, maka untuk itu strategi paling utama yang dipakai dalam pemasaran buku adalah Digital Marketing dalam melakukan bisnis mendasar dalam penerbitan buku.

Supaya tetap eksis dengan digital marketing dalam era new normal langkah utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian diri untuk masuk dalam dunia digital marketing itu sendiri. Mengapa harus memakai digital marketing? Yap..tentu saja digital marketing mempunyai banyak manfaat, salah satunya digital marketing sangat efektif dalam pemasaran buku untuk meningkatkan penjualan.

Melalui Digital Marketing ini kita bisa tetap berhubungan dengan pelanggan buku di media sosial tetapi harus dipastikan buku yang dijual mudah ditemukan di online lewat market place yang ada di seluruh tanah air, menghubungi reseller-reseller juga salah satu alur pemasaran buku yang diterbitkan, dan juga memanfaatkan media-media sosial yang kita miliki seperti  whatsApp, Instagram, facebook, dan lain sebagainya. Selain media sosial kita juga bisa memanfaatkan komunitas-komunitas yang kita miliki. Mengkategorikan produk-produk yang diterbitkan dengan komunitasnya masing-masing. Misalnya saja, untuk penjualan novel dipasarkan di komunitas novelis, untuk pemasaran buku-buku pendidikan dipasarkan di komunitas guru, begitu juga untuk produk-produk yang lain.

Cara untuk mempertahankan pemasaran di masa pandemi:

1. Selalu memasarkan buku yang tercepat dan tepat sasaran

2. Mengadakan penawaran promo-promo khusus untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan, mengadakan webinar untuk promosi buku-buku.

3. Menjadi Brand yang tanggap situasi dan menumbuhkan empati, care dengan keluhan konsumen, dan fast respon dalam penjualan.

4. Menggunakan mobile marketing sebagai strategi untuk mencari peluang dalam pemasaran.

5.Menggunakan email marketing untuk interaksi langsung dengan pelanggan.

6.Menargetkan pelanggan secara personal melalui  digital marketing.

7.Strategi marketing secara continiu

8. Marketing yang terintegrasi dalam sebuah website dimana semua sosila media tercakup di dalamnya, sehingga ketika memasarkan sebuah produk maka otomatis iklan pemasarannya terkoneksi dengan seluruh sosial media yang digunakan.

9. Konten Marketing yang mmenarik.

10. Mengadakan visual marketing

Sarana memepertahankan buku untuk masa pandemi saat ini yang paling berpotensi adalah buku sekolah karena adanya kebijakan pemerintah dalam memberikan Bantuan Operasional Sekolah.

Produk-produk Andi yang dipasarkan di berbagi market place.

Ranking buku-buku yang ada di Gramedia dapat dilihat daftar seperti berikut ini;

Kesimpulan dari materi malam ini:

Menulis adalah berjuang, Penulis adalah pahlawan yang akan dkenang selama-lamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.

 "Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca" 

"membaca adalah jendela dunia"