Jumat, 10 Juli 2020

Cerita Pagi Pejuang LDR

Semua orang tentu saja punya kisah perjalanan asmaranya masing-masing. Susah senang pasti dilalui. Tidak ada hubungan yang setiap harinya baik-baik saja. Hari ini senang besok sedih. Hari ini baikan, romantis dan penuh dengan sejuta kebahagiaan besoknya ribut, berantam, frustasi, lalu ingin mengakhiri hubungan yang sekian lama bahkan sudah bertahun-tahun dijalani. 


Hanya saja sebagian dari mereka yang sukses dalam kisah asmaranya punya 3 senjata pejuang Asmara : 
1)Mentalitas
2)Kedewasaaan, dan 
3)Kesabaran 
Jika belum punya 3 senjata tersebut lebih baik baik jangan coba-coba untuk berkomitmen dan berharap ingin sukses membawa suatu hubungan kejenjang yang lebih serius. Nikmati saja dulu masa-masa sendirimu  dan puas-puasin ngebahagiain diri kamu sendiri. Melakukan hal apa yang  kamu inginkan tanpa batas dari seseorang yang ingin ngebatasi kamu. Ada banyak hal yang akan ngeganggu ketika ingin menghabiskan masa muda untuk ngebahagiain diri sendiri. Orang-orang akan bertanya, "kapan kamu menikah? usiamu sudah cukup untuk menikah". Setelah menikah pun nantinya, syukur-syukur  rumah tanggamu langsung dikaruniai dengan seorang anak. Jika belum, akan ditanyakan lagi "Kapan Kamu Punya Anak?". Jika sudah punya anak 1 pun, akan ditanyakan lagi, "Kapan Ada Adeknya lagi?". Hal itu memang wajar dan manusiawi aja, tapi nggak tanggung-tanggung loh bikin kita pusing dan mengganggu suasana hati kita. Pada hal jika kita belum waktunya untuk memiliki itu semua, kita nggak merugikan mereka. Siapa sih yang nggak pengen hidup bahagia terus, bergelimangan berkat tanpa kekurangan. Semua orang pasti mau. Namun ini hidup kita, dan kita harus menyadari kalau kita hanya hidup sekali. So, jangan biarkan mulut mereka mendikte hidup kita. Kita tidak bisa menutup mulut mereka semua untuk berkata yang baik-baik saja tentang kita, tetapi kita bisa terus mengupgrade hidup kita untuk selalu lebih baik dan lebih baik lagi setiap harinya demi kebahagian kita. Karena jika bukan kita yang membahagiakan diri kita sendiri terlebih dahulu siapa lagi? Tak perlu berpikir ingin membahagiakan orang lain jika kita sendiri belum bahagia. 

Terbangun pada pukul 03.01 pagi dengan rasa sekujur tubuh remuk tak berdaya, dia berusaha untuk meraih sebuah boneka yang diberi nama Brown namun tangannya tak sampai. Akhirnya berusaha untuk duduk berharap bisa menggapainya, kepala makin terasa pusing sempoyongan sehingga dia kembali membaringkan tubuhnya dan membawa si Brown dalam pelukannya yang hangat. Hp yang tergeletak disebelah kirinya masih menyala dan terhubung video call dengan sang pacar yang berada jauh di ujung Nusantara. Telponan walau video call sampai ketiduran itu udah hal biasa bagi mereka . Tapi kali ini dia tertidur efek sudah sakit kepala sebelumnya. Bagaimana tidak dari jam 20.00-01.00 malam itu, mereka kembali bertengkar hebat. Awalnya dari candaan yang biasa dilontarkan. "Hello, sudah selesai belum makannya?". Sang pacar jawab; "Sudah. Mandi sudah, makan juga sudah...apalagi kan yah, sekarang tinggal tidur aja lagi". Keluarlah bahasa planetnya dia, "Iya...biasanya pig kan gitu, habis mandi, makan lalu tidur, nah...kalau pig yang satu ini biasanya habis mandi, makan sebelum tidur pasti masih ngoceh-ngoceh lagi ini", lontarnya sambil tertawa bercanda. Niatnya memang bercanda doang, nggak ada niat  yang lain. Dan mereka bercandaannya begitu udah biasa dan udah sepakat kalau candaan begitu nggak boleh dimasukin dalam hati. Ini bukan hal baik yang patut dicontoh loh ya, Sebaiknya belajarlah untuk berbahasa yang santun, nyaman didengar dan tidak menyakiti hati teman bicara kita walaupun itu untuk kalian, kamu dan pacar kamu. Karena apa? karena candaan itu  tadi, spontan pacarnya menghina ayahnya. Sejenak dia termenung dan sedih, "aku bercanda loh tadi, kalaupun dia menghina atau memaki aku, aku nggak akan protes dan nggak pernah protes selama ini kalau dilontarin makian apapun, udah sepakat kalau ngomong-ngomong kasar cukup untuk kita dua aja jangan sampai ke orang lain, apalagi orang tua", ungkapnya dalam hati. Berusaha untuk tetap tegar, dia pun mengingatkan pacarnya. "Eh...kamu lupa ya, kesepakatan kita kan kalau ngomong kasar jangan sampai ke orang tua? Sekarang minta maaf yang benar, lain kali jangan diulangi ya", Tegasnya lantang. Pacarnya masih ngeles-ngeles dan cari-cari pembelaan walaupun pada akhinya dia meminta maaf dengan tulus.

Tak ingin memperkeruh suasana, dia kembali mencari topik obrolan yang lain. Tiba-tiba pacarnya inget obrolan mereka pada siang harinya, yang ingin mengirim sebuah lagu dan meminta dia untuk menghayati dan mencari makna dari lagu tersebut. Siang itu dia udah bilang sama pacarnya, "kalau mau ngirim ya ngirim aja kali, nggak perlu kudu kasih tugas lagi untuk mencari makna dari lagunya. Aku udah kebanyakan tugas loh". Tapi pacarnya gigih minta dia harus mencari makna lagu tersebut. Setelah lagu itu masuk dalam bentuk Audio dalam Whatsapp, dia berusaha mendengarkan lirik dari lagu tersebut, dia benar-benar kesulitan untuk mendapat lirik hanya dari mendengar saja karena versi lagunya bahasa daerah. Bukan berarti dia nggak tau dan nggak ngerti bahasa daerahnya sendiri, hanya saja menurut dia penyanyi dari lagu tersebut kurang lantang dan jelas  menyanyikan lirik dari lagunya. Karena dia mengeluh, sang pacarnya pun menyarankan untuk googling saja mencari liriknya. Ide yang bagus memang, and than....setelah dia  search di google munculah tampilan paling atas link channel youtube dari lagu tersebut. Ternyata, pemeran dalam video klip dari lagu itu adalah mantan pacarnya dia. Yah...langsung saja dia beritahu, kalau itu adalah lagu terbaru bahasa daerah mereka dan pemeran dalam video klip dari lagu-lagu tersebut adalah mantan dia. Wajah sang pacar pun langsung berubah tiba-tiba, dengan nada agak tinggi "Kenapa aku nggak tau mantan mu yang ini? Kenapa nggak pernah ceritain?" tanya nya. Dia menjawab dengan tenang dan luwes, "oh itu...aku juga baru tau beberapa minggu lalu kalau mereka rilis lagu terbaru, aku juga taunya dari teman satu kelas SMP dulu kalau dia  ada tag di facebook aku untuk bantu share video mereka, dan untuk masalah ceritain mantan-mantan, Aku kan paling nggak suka bahas mantan, tadi juga aku kasih tau itu mantan aku cuma sekedar ngasih tau aja bukan untuk bahas-bahas itu lagi". 

Suasana hati sang pacar mungkin gaduh atau seperti apa, ditambah adek-adeknya becandain " Wah bang...mantan kakak  rilis lagu loh" membuat suasana hatinya semakin panas ntahlah. Yang jelas pacarnya langsung minta untuk dia ceritain semua mantan-mantannya walaupun sudah diingatkan adek-adeknya untuk tidak bahas mantan karena ntar ujung-ujungnya kelahi. Seperti biasa sikap pacarnya gigih untuk tetap minta diceritain semua mantan-mantannya yang belum dia ketahui. Setelah dia ceritain semua, pacarnya malah ngejudge dia sebagai cewek yang suka ngegantungin perasaan cowok. Lah ngengantungin gimana, yang namanya kita cuma niat baik nggak ada perasaan apa-apa  namun orang malah berharap lebih dari kita karena baik sama mereka, kita lah yang salah? Semua orang punya prinsipnya masing-masing, dan yang namanya mantan seharusnya nggak usah dibahas-bahas lagi. Kalau sudah siap untuk berkomitmen, tak perlu korek sana-sini masa lalunya yang harus dipikirkan seharusnya kedepan bagaimana, sekedar tahu memang sah-sah saja tapi untuk kelahi karena mantan ini adalah hal yang tidak berfaedah dan bahkan bisa merusak hubungan. Jika kamu belum siap menerima pasanganmu apa adanya, artinya kamu tidak benar-benar tulus menyanyanginya. Dewasalah dalam berpikir, dewasa dimana kita harus menakhlukan ego kita sendiri. 

Ting..tong...tiba-tiba ada pesan lewat messenger masuk, dia terniat mau langsng balas karena pesan itu dari calon kakak iparnya tapi pacarnya larang, balasnya ntar aja gitu. Jam menunjukkan pukul 23.50, waktunya untuk istrahat dan menuju alam bawah sadar, dia mengajak pacarnya untuk istrahat juga karena ribut dan kelahi gara-gara bahas mantan udah cukup melelahkan. Atau kalau nggak, matikan saja telponnya biar bisa istrahat dengan baik. Pacarnya nggak mau, maunya rehat tapi telpon nggak usah dimatiin karena dia masih mau nonton juga berhubung belum ngantuk. "Ya sudah, silahkan aja nonton. Kalau begitu aku balas pesannya abang yang di messenger dulu.  Haloo...bang, apa kabar..? eh bukan abang ternyata, ini dari kakak, istrinya abang. Tapi menggunakan fhoto profilnya abang". Dengan nada nyeletuk pacarnya bilang, "Kayaknya kamu selama ini begitu ya, kecentilan sama cowok". Masih dengan santai dan luwes dia jawab, "nggak ah...". Nggak basa-basi lagi  pacarnya masih aja nyeletuk, "Elah...kamu ini, bilang aja iya. Balas messengernya itu aja kamu kecentilan " Katanya tanpa berpikir panjang kalau dia sudah ngejugde pacarnya sendiri. Dia pun kehabisan kesabaran menjadab pacarnya," Iya sudah...aku mau kecentilan aja sama cowok-cowok, aku mau chat cowok-cowok dulu nih, dari tadi aku udah bilang nggak loh masih aja kamu nyeletuk ngujudge aku kecentilan". Pacarnya malah ngomong kasar lagi menghina orang tuanya, sebelumnya menghina ayah sekarang menghina ibu yang melahirkannya. 

Hatinya sedih dan pilu ibarat disambar petir dan  dunia runtuh menimpanya, sampai mulutnya bungkam tidak bisa berkata apa-apa. mata berkaca-kaca untuk menahan air mata, terbayang wajah ayah dan ibu yang melahirkannya yang tidak bersalah dan tidak tau apa-apa namun dimaki dan dihina oleh pacarnya sendiri. Gimana hatinya nggak hancur berkeping-keping, masih pacaran aja dia nggak bisa menghargai orangtuanya. Orang tua loh. Mereka adalah Tuhan yang kita lihat di Dunia ini. Mereka yang sudah mengorbankan hidupnya demi hidup kita. mereka yang melakukan apa saja demi kebahagiaan kita. Mereka yang tidak pernah mengeluh memperjuangkan kita, tulus menyayangi kita tanpa pernah berharap balasan dari kita. Mereka yang selalu mengedepankan kebahagiaan kita tanpa memikirkan dirinya sendiri. Siapapun nggak akan terima jika orangtuanya dihina dan dimaki oleh orang lain. Dia hanya menangis tersedu-sedu dan berpikir "kelak menikah jangan-jangan ini orang  nggak akan merasa bersalah mengina dan menginjak-injak orang tuaku, aku hanya ingin menyanyangi dan disanyangi oleh orang yang menghargai dan menyayangi oang tua ku dan keluargaku sebagaimana dia menyanyangi aku dan aku menyanyagi dia" 

Suasana hati yang kian berkecamuk, membuat kepala semakin nyut-nyutan, tulang-tulang berasa remuk habis digebukin membuat sekujur tubuh lemah tak berdaya. Ntah musim apa yang terjadi pada saat itu serasa itu adalah hari keramat yang diharapkan tidak pernah terulang lagi. Semakin kelam dan emosi tidak stabil. mungkin pacarnya juga mengalami hal yang sama .Sang pacarpun  ingin keluar cari minuman dan angin segar. Udah tengah malam loh. Dia saranin untuk nggak usah aja, namun susah untuk dicegah. "Ya sudah silahkan berangkat..hati-hati", pesannya singkat. 

Sejenak dia mencoba untuk menutup matanya, menenangkan hati dan pikirannya, berharap setelah dia bangun, dia bisa melupakan kejadian pilu yang baru saja dia alami. Posisi hp tetap nyala karena pacarnya keluar hpnya ditinggal dengan posisi tersambung video call. Terlelap....sampai dia tidak tau kapan telpon dimatikan dari seberang. Mungkin terlelap hanya sekitar 20-30 menit. Tiba-tiba kebangun lagi, karena tubuhnya tiba-tiba menggigil. Dia pegang dahinya, ternyata panas tapi merasa kedinginan. Kepalanya semakin pusing, tidak ada alternatif lain dia oles minyak kayu putih sebanyak-banyaknya  ke sekujur tubuhnya sampai aroma minyak kayu putih tersebut menyengat sampai mual dan mau muntah-muntah menciumnya. Sembari mengoles minyak kayu putih, dia sadar telponnya sudah mati. Dia coba hubungi kembali pacarnya, dengan kepala yang masih semponyongan dia lihat notif facebook dan obrolan messenger ada di hp nya, masih rada sadar nggak sadar ada obrolan yang aktif namun pas diklik untuk ngebukanya obrolan itu sudah tidak ada di riwayat chat lagi. Keingat kalau email dan password facebooknya juga ada sama pacarya, dia tanya baik-baik. "Tadi ada  pake fb aku ya? ada chatingan sama orang teman fb aku ya?". Dengan wajah-wajah ngeles pacarnya bilang nggak ada, tapi feelingnya kuat bilang itu ada. Dia coba pastikan untuk periksa log aktivitas, dan ternyata memang benar pacarnya menggunakan fb tersebut. Dengan bahasa-bahasa pembelaan, pacarnya bilang, "Aku nggak tau ya, ntah apa aja tadi aku otak atik di fb kamu, ntah aku ada hapus obrolan apa nggak, aku nggak tau...tolong dulu deh jangan nambah beban pikiran aku kayak gini". Dengan gaya bahasa begitu tentu saja kan ketahuan bohongnya, tapi enggan untuk jujur. Biar nggak berbelit-belit dan dapat bukti yang real dia mau menanyakan ke akun orang yang aktif beberapa saat lalu dalam obrolan fb nya, namun nggak disangka pacarnya malah marah dong sama dia. Marah untuk menutupi kesalahannya yang tidak mau jujur mengenai obrolan yang telah dihapusnya. 

Cukup sedih dan rumit bukan dalam menjalani asmara seperti ini, belum lagi karena mereka menjalin hubungan jarak jauh. Yang pacaran dekat saja kadang sulit untuk menyelesaikan suatu masalah apalagi LDRan (Long Distance Relationship) bukan perkara mudah. Tidak semua orang mampu menjalaninya, dan tidak sedikit orang memilih mengakhiri hubungan mereka karena jarak jauh. 

Logika berpikir...tidak ada untung menjalani hubungan jarak jauh, ketika kita benar-benar butuh bantuan pasangan kita apa daya bagi yang menjalaninya jarak jauh, tidak bisa bantu. Tapi dari sanalah mereka belajar membangun Mentalitas yang kuat dan mandiri.

 Adanya kecemasan dan rasa khawatir yang membelenggu setiap harinya, Seperti kata Dilan "Rindu itu berat" tapi bagi mereka pejuang LDR rindu itu menyenangkan, karena dari sanalah mereka belajar menjadi orang yang paling Sabar. 

Konflik setiap harinya, karena hal-hal kecil seperti beberapa pengalaman yang sudah diuraikan diatas memang sangat melelahkan, namun dari sanalah mereka belajar untuk semakin Dewasa

Sebentar-sebentar kelahi, sebentar lagi baikan itu hanya salah satu akibat dari LDRan. Percayalahlah hanya manusia-manusia kuat yang mampu menjalani  LDRan. Jika kamu tidak kuat lebih baik nikmati saja masa -masa singlemu, Quality Time untuk  Me Time. 

Semoga Semua Pejuang-Pejuang LDR ini Sukses Menjalani Hubungannya Sampai ke Pernikahan, dan Kelak akan Menjadi Keluarga Idaman dan  Panutan....Amin.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar