Rabu, 08 Juli 2020

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku

Segala sesuatu mempunyai waktunya sendiri, kadang kala kita memaksakan sesuatu terjadi dengan apa yang telah kita rencanakan dan pada akhirnya kecewa jika hal itu tidak sesuai harapan. Setiap hari kita hanya perlu belajar untuk membenahi diri sendiri agar tidak selalu kecewa tetapi bisa menikmati kebahagian yang seharusnya justru kita nikmati. 

Pengalaman  ibu Dra.Sri Sugiastuti,S.Pd sebagai pemateri kuliah malam yang setiap harinya sebagai pengajar, pegiat literasi, pengurus TPQ di masjid Al Fath, Blogger, Komunitasn berbagai penulisan baik online maupun offline, aktif juga di blog gurusiana, Komunitas sejuta guru ngeblog, pegiat literasi nusantara dan Duta Bunda Baca Soloraya  ini menulis pada saat usianya mendekati 50 tahun namun buku beliau yang sudah ditulis dan telah diterbitkan oleh penerbit indie maupun penerbit mayor sudah cukup banyak. Berawal dari menemukan satu buku karangan Kang Ewa yang mengatakan kalau Menulis Itu Gampang di internet, beliau sangat termotivasi dan ingin membuktikan sendiri. 

Tahun 2009 di Komunitas MGMP, beliau diajak untuk menulis buku ajar yang kemudian
diterbitkanoleh Penerbit Erlangga pada bulan Oktober 2010. Jerih lelah pun semakin terbayar dengan adanya kepuasan selama menulis dan royalti yang diperoleh setiap semesternya dan pada tahun 2015 buku tersebut mengalami revisi dan tentu saja peminatnya semakin banyak. 

Tak berhenti dan puas disitu saja, beliaupun menuliskan kisah orang tuanya dari masa remaja sampai masa tuanya. Setelah itu beliau menulis buku Antologi yang jumlahnya sekitar 25 buku, dengan banyaknya buku yang sudah ditulis akhirnya menemukan gaya menulis sendiri. Salah satu Buku Seni Mendidik Anak Secara Islami yang diterbitkan oleh penerbit semi-mayor adalah buku yang diterbitkan tanpa membayar penerbit, bahkan mendapat 100 eksemplar yang keuntungannya untuk pribadi  serta mendapat royalti juga.
Pengalaman yang cukup luar biasa, pada awalnya beliau memang belum konsisten dalam menulis namun semua bisa diperbaiki dengan mengubah mindset kita sendiri Jadikan menulis sebagai kebutuhan, bukan kewajiban. Untuk menggali semangat dan motivasi diri sendiri, bergaulah dengan pegiat literasi dan penulis, ikuti saran dari Om Jay untuk menulis setiap hari, tetapkan target yang cukup tinggi jadi pada saat berada ditengah kita akan tau apa saja yang sudah kita capai.. Jika ingin menulis buku, maka langkah awal adalah memiliki ide, lalu buat outlinenya agar tulisan benar-benar memiliki pola dan tidak ngelantur kemana-mana. Tulisklah hal-hal yang disukai dan benar-benar dikuasai. Jika buku itu adalah buku ajar maka harus berpedoman pada kurikulum dan silabus yang dilengkapi dengan materi dan soal. Gunakan bahasa yang baku, mudah dipahami dan penyampaian yang runtut.

Jika ingin menjadi penulis maka harus banyak membaca, mencoba menulis, mengirim tulisan dan teruslah menulis. Menulis bisa dimana saja dan kapan saja, gunakanlah aplikasi yang sudah trend pada saat ini. Nikmatilah proses menulis sampai hasilnya membahagiakan. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menerbitkan buku kita harus mempunyai keyakinan bahwa buku adalah warisan buah pikiran sekaligus jejak bahwa kita pernah hidup.

Kesimpulan materi kuliah:
1. Menulis itu keterampilan, bukat bakat. Jadi latihlah, tulislah berbagai ide yang berserak disekitar kita.
2. Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya hidup
3. Tentu saja membaca yang selektif dengan kacamata yang utuh
4. Biarkan tulisan itu menemui takdirnya, jangan risaukan namun tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri agar naik kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar