Jumat, 31 Juli 2020

Kisah Guru Inspirasi

Berbagi kisah tentang perjuangan jadi tenaga pendidik atau jadi seorang guru memang tidak ada habisnya. Setiap orang punya kisahnya masing-masing karena proses yang kita lalui tentu saja berbeda. Awal menjadi seorang guru yang sesungguhnya adalah pada tahun 2015. Dengan status pada saat itu sebagai guru pengganti di sebuah  yayasan kristen tepatnya di SMK Kristen Palangka Raya. Menggantikan guru pamong pada saat menyelesaikan tugas skripsi. Ada rasa bangga tersendiri karena diberi sebuah kepercayaan untuk melanjutkan pekerjaan yang diamanahkan. Setelah diberi jadwal untuk mengajar, timbul semangat yang tidak bisa saya jabarkan dengan kata-kata untuk ikut berpartisipasi mencerdaskan generasi-generasi penerus bangsa yang sukses di masa depan. Satu bulan pertama semuanya berjalan dengan baik. Saya pun bahagia dengan rekan-rekan baru di sekolah tersebut yang tak jemu-jemu untuk membantu saya dalam menjalankan tugas, ada banyak hal yang saya ingin tau karena memang waktu itu saya cukup minim ilmu untuk menjadi seorang guru. Begitupun dengan anak-anak, ketika mereka bahagia belajar selama kelas saya, saya pun turut bahagia. 

Mata pelajaran yang saya ampu adalah Matematika. Untuk mapel matematika di SMK memang tidak begitu dalam, karena mereka mempunyai Mata Pelajaran kejuruan yang mereka gali sedalam-dalamnya. Artinya belajar matematika disana hanya sekedar  atau dasar-dasarnya saja. Oleh sebab itu, saya berpikir untuk mencari sekolah SMA dimana saya bisa belajar dan mengajar untuk lebih optimal.  Puji Tuhan...pada tahun 2016 dipertemukan dengan orang tua siswa yang menjabat sebagai  kepala sekolah di salah satu SMA negeri di Kota Palangka raya ini juga. Saya pun diterima untuk mengajar di sana karena pada saat itu mereka kekurangan guru matematika. Puji Tuhan...diberi kesempatan lagi untuk menebarkan ilmu di dua sekolah sekaligus. SMA Negeri 6 Palangka Raya, letaknya cukup jauh dari kota Palangka Raya itu sendiri. Perjalan ditempuh kira-kira 45 menit menggunakan sepeda motor. 

Bisa kebayangkan, jika dari rumah sudah dandan cantik-cantik mau berangkat sekolah, sampai di sekolah semua make up yang kita gunakan dari rumah sudah tak berjejak lagi, hilang dan luntur oleh angin. Setiap hari pulang pergi sekolah seperti itu. Lelah....? tentu saja, tapi mengingat wajah anak-anak disana, lelah saya tergantikan dengan semangat. Bercerita tentang sikap dan karakter anak-anak di sana ada banyak kisah yang ingin saya bagikan sebenarnya, namun disini saya hanya menuliskan beberapa yang paling lazim saja. Dalam satu atap sekolah yang terdiri dari ratusan siswa berarti ada ratusan karakter yang akan kita hadapi sebagai guru. Salah satunya ada anak-anak yang kurang perhatian dalam keluarganya, ini akan sangat mempengaruhi karakternya di sekolah. Bagaimana mungkin kita bisa menghadapi semua ini, kita dituntut sebagai guru untuk mendidik mereka dalam ilmu dan karakter. Bagaimana ilmu bisa kita selamatkan jika karakternya belum bisa kita selamatkan. 

Ibarat Gula dalam Secangkir Kopi. Jika kopi terlalu pahit, siapa yang salah?  Gula lah yang disalahkan karena terlalu sedikit hingga rasa dari kopi tersebut "Pahit". Jika kopi terlalu manis, siapa yang disalahkan? Gula lagi yang akan disalahkan karena terlalu banyak hingga rasa dari kopi tersebut "terlalu manis". Namun jika takaran kopi dan gula balance, siapa yang di puji? Tentu semua akan berkata.... Kopinya Mantap & Nikmat. Begitu juga halnya dengan mendidik anak-anak di Sekolah. Ketika kita gagal mengantarkan mereka ke pintu keberhasilan yang anak dan orang tuanya harapkan, maka kitalah sebagai guru yang disalahkan, kita tidak bisa mendidik mereka dengan baik di sekolah. Namun ketika kita berhasil mengantarkan mereka untuk sukses dan berhasil maka orangtuanya lah yang dipuji telah berhasil mendidik anaknya dengan baik. Sebagai seorang guru memang tidak gila pujian. Melihat anak didiknya berhasil pun seorang guru tidak hanya turut bahagia namun merasa umurnya bertambah. 

Sedikit pengalaman yang saya bagikan ternyata itu bukan apa-apa dibanding dengan guru hebat yang satu ini.  Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH, kelahiran Surabaya pada 11 Maret 1969 mengambil pendidikan IPS/Jurusan PMPdi IKIP PGRI Surabaya dan lulus pada tahun 1992 (Sepertinya saya pun belum lahir...πŸ˜…) dan kemudian menempuh pendidikan dengan mengambil jurusan Hukum di Universitas Wijaya Putra  Surabaya

Berkiprah dalam dunia pendidikan, tidak sekedar hanya sebagai guru yang mengajar di dalam kelas tetapi sebagai penulis "Buku Best Seller Guru adalah Inspirasi" juga. 

Mendedikasikan diri untuk berbagi ilmu memberi semangat dan motivasi kepada semua orang khususnya bagi semua guru-guru yang ada di seluruh Nusantara lewat tulisan dalam buku-buku yang sudah diterbitkan. Tak cukup sampai disitu, saat ini pun mengemban tanggung jawab dari profesi yang diambilnya yaitu sebagai editor. Ada banyak buku yang sudah rampung dan siap dipasarkan dimana editornya adalah beliau sendiri. Kita Cek beberapa buku-bukunya dibawah ini..πŸ‘‡
 
     
Selain itu beliau juga menjadi instruktur provinsi NTT untuk mata pelajaran PPKN jenjang SMP dan menjadi nara sumber Literasi daerah perbatasan. Menjadi orang penting yang diamanahkan berbagai hal tidak serta merta menjalankan amanah tersebut hanya duduk santai serta goyang kaki sambil menikmati kopi. Banyak sekali hal yang harus dikorbankan baik itu tenaga bahkan waktu yang seharusnya bisa dinikmati bersama keluarga. 

Proses yang dilalui beliau untuk menjalankan tugas itu pun tidak mudah bagi saya sendiri...kisahnya sungguh mengharukan dan menyadarkan saya, kalau yang saya kerjakan selama ini tidak ada apa-apanya, bagaimana medan kerjanya cek di sini here. Kondisi medan terjang yang dilalui akan berganti seiring musim berganti. Jika tidak hujan lihat disini namun jika hujan bagaimana? intip disini. Tidak semua jalan menuju sekolah kondisi baik, mulus seperti jalan tol di ibukota negara. Menuju sekolah pun harus penuh perjuangan, jalan sendirian pun harus tetap berani, jatuh gedebug....Bangun sendirian....perjalanan guru hebat nan cantik ini sungguh luar biasa, pengalaman  ketika mau mengikuti upacara bendera 2 Mei memperingati Hari Pendidikan Nasional lihat disini

Beliau yang dijuluki teman-teman dan pejabat NTT sebagai anggota DPR jalanan ini  tetap semangat berkiprah mengembangkan sayap perjuangan untuk semakin melambung tinggi berkarya dalam dunia pendidikan. Dan kini, beliau sudah menikmati hasil dari perjuangan yang beliau tuliskan dalam buku GURU adalah INSPIRASI Serial PELITA KAMPUNG BETA Jejak Juang Guru Desa di NTT, dan buku ini telah membawa beliau terbang tinggi bersama karier PNSnya.

 Ketika semua orang harus menjalani proses untuk mencapai posisi tertentu, berbeda cerita untuk satu hal berikut ini bagi beliau. Setiap seseorang menjadi Instruktur, Narasumber, atau sebutan lainnya bagi guru nya para guru, mestinya DIKLAT dulu, tapi tidak bagi beliau. Ketika menjadi NARASUMBER LITERASI DAERAH PERBATASAN beliau diminta mengajar para guru karena beliau adalah seorang penulis buku. Kita lihat perjalanan beliau mengajar ke daerah perbatasan disini. Tidak peduli dengan situasi apapun yang menantang, beliau adalah kategori orang yang cuek, ikut truk proyek atau kendaraan apa saja, beliau ikut. Yang penting tiba ditempat tugas tepat waktu. Sungguh Perjuangan yang patut dicontoh.

"Apapun yang Allah berikan kepada kita, kita  syukuri dan nikmati itu sebagai anugrah terindah dari Allah untuk kita. Lalu kita lukiskan keadaan apapun yang Allah berikan kepada kita dalam goresan pena kita. Suatu saat goresan pena itu akan membekas pada sanubari dan menjadi sejarah indah bagi generasi kita" 

Luar biasa pengalaman yang beliau share sebagai pemateri di Grub WA Belajar Menulis Bareng Om Jay malam ini, Semoga sukses terus bunda Lilis...dan  kami juga bisa segera mengikuti jejak sukses ibu....Terimakasih God BlessπŸ’•πŸ’•πŸ’•

1 komentar: