Pernah nggak sih kamu merasa terbebani dengan harapan orang-orang terdekat kamu? Misalnya saja orang tua atau sahabat terdekat kamu? Mungkin dalam hal prestasi atau pekerjaan, ketika kamu telah lulus dari SMP mau masuk ke sekolah SMA favorite kamu atau kamu yang sudah lulus SMA mau masuk ke Perguruan Tinggi yang kamu harapkan bahkan yang sangat orang tua (keluarga) harapkan dapat kamu gapai, selain demi masa depan kamu yang lebih baik mungkin itu adalah salah satu kebanggan buat mereka. Namun harapan mereka itu malah menjadi sebuah beban buat kamu, bukannya kita nggak mau...siapa sih yang nggak mau bisa masuk sekolah atau Perguruan Tinggi favorite yang kita inginkan dan dapat pekerjaaan yang kita impikan, cuman ketika kita lagi on proses menuju kesana kadang rintangan, halangan, masalah datang bertubi-tubi tanpa hentinya, baik dari diri kita sendiri atau bahkan dari mana saja. Yang menjadi musuh terbesar kita sebenarnya adalah diri kita sendiri, tetapi kalau kita mau mencari partner terbaik sekalipun yang menjadi partner terbaik kita adalah DIRI KITA SENDIRI juga, jadi intinya pilihan ada pada diri kita sendiri. Mau jadi partner atau jadi musuh untuk diri sendiri?ππππ
Disini saya mau berbagi sebagian pengalaman hidup saya sendiri yang sering kali mengalami yang namanya "KEGAGALAN" dalam konteks diri saya sendiri tapi ya, dulu pada saat mau lulus SMP di daerah saya tinggal ada beberapa sekolah favorite SMA, Salah satu nya SMA PLUS BALIGE sekolah ini sebenarnya SMAN 2 BAlige cuman kayak ada kelas-kelas spesialnya disana begitulah kira-kira, yang diperlakukan secara khusus dari segi kegiatan akademik maupun non akademiknya bahkan tempat tinggalnya yang harus di asrama pada waktu itu, ya kurang lebih begitu lah ya. Nah pada saat pendaftaran untuk tes masuk kesana, aku dan beberapa teman-teman ku kalau tidak salah kami ada 4 orang dari sekolah kami sebagai perwakilan, mungkin siapa yang mau mendaftar bebas aja kali yah tapi entahlah apa mungkin harus ada rekomendasi dari sekolah, saya juga nggak tau persis karena aku juga tau pada saat wali kelas saya ngasitau untuk ikut daftar dan disuruh ngumpulkan photo pada saat itu.
Setelah pulang sekolah aku kasih tau ke orang tua kalau aku juga ikut tes dan sudah didaftar dari sekolah, dan ayah saya menyambut baik hal itu karena sebelumnya juga sudah sering di ingatkan untuk belajar sungguh-sungguh dan karena siswa-siswi alumni sekolah ayah saya pun banyak yang lulus dan sekolah disana, namun apa daya...aku yang merasa kemampuan otak aku yang hanya pas-pas an kadang pasrah namun bukan berarti aku tidak berusaha semampunya aku... π’π’
Setelah ayah tau pendaftaran itu, pagi-pagi sekali aku dibangunkan setiap untuk olahraga (jogging, restock, push up, sit up, dan kawan-kawannya), itu pagi sekali ya ampun...mungkin jam 4 subuh sudah dibangunkan, dan tau nggak di tempat saya tinggal itu (Samosir, Sumatera Utara) suhunya dingin sekali loh...pagi jam 4 subuh itu enak dan masih nyamannya untuk tidur. Aku tetap bangun, olah raga seperti yang beliau suruh, dan bayangkan setelah olahraga pun saya kadang masih merasa hangat doang bukan panas, itu karena suhu lingkungannya memang super duper dingin. Setelah olahraga 1 jam kadang-kadang bisa 1,5 jam aku masih disuruh untuk belajar, oke sip mantullll , mantap betulll... π
π
aku tetap belajar walaupun kadang-kadang yang saya pelajari benar-benar mantul (nggak masuk otak) π
ππ and finally, dapat banyak support dari guru-guru yang baik hati, salah satu nya guru B.Inggris ku yang cantik, smart, dan humble ibu K.Sihombing. Jam istrahat sekolah aku dipanggil adek kelas untuk nemuin beliau, ya benar saja beliau memanggil saya untuk ngasih beberapa topik materi yang harus saya pelajari khusus buat tes sekolah yang aku sebutkan tadi, begitu juga dengan guru olahraga ku yang kece badai Bapak B.Purba, beliau support banget, nagsih tau tips-tips untuk tes olahraganya juga, dan kami juga sangat antusias, semangat, masih power full deh pokoknya...π
Pada waktunya mendekati ujian, gugup sih...cuman ya gimana lagi kan yah, namanya tes atau ujian kita nggak akan tau kita lulus apa nggak klo kita nggak ikut bertempur mengerahkan segala sesuatu yang kita miliki, baik itu pengetahuan akademik sebagai senjata perang layaknya pistol atapun skill yang lainnya sebagi peluru...wkwkw bener-bener kayak mau perang dunia ajaπ. Berangkat ujian tentu saja barengan dengan teman-teman dari sekolah tetangga, artinya berangkat bersama saingan kita sendiri, berhubung pulau samosir adalah pulau kecil yang berada ditengah-tengah Danau Toba, jelas saja pada saat itu kami berangkat menggunakan kapal rombongan...sepertinya seru ya, tapi nggak seperti yang dibayangkan....π
karena kami itu berangkatnya jam 5 subuhhhh...hahaha, tentu saja aku juga masih rada sadar apa nggak, aku diantar ayah skitar jam 4 pagi kepelabuhan dan sebelum itu saya udah dibangunin skitar jam 3 untuk siap-siapππ biar waktu ujiannya nanti nggak buru-buru, perhitungan waktunya mungkin waktu tempuh dari Samosir menuju Balige pada saat itu menggunakan transportasi air yaitu kapal sekitar 2-3 jam kira-kira segitu deh ya, oke...sampai disana, mengikuti ujian sampai selesai, dannnnnn...apa yang aku rasakan selama ujian tersebut? Perut aku mulesss...mulesss.....π ini bukan karena apa-apa, ini real karena liat soal ujiannya...wkwkwk
bagi aku dengan kemampuan pas-pas an mungkin harus totalitas dulu belajarnya, belum lagi yang otak saya blankkk tiba-tiba amnesia sama rumus-rumus dan cara penyelesaian soal-soal yang sudah aku bahas sebelumnya, pada hal banyak soal yang mirip-mirip...done, apa pun harapan, keinginan, kerinduan kita pada akhirnya akan ditentukan oleh Dia, ya Dia...hanya Tuhan lah yang sanggup meberikannya sesuai dengan kebaikan yang akan kita terima dalam hidup kita. Kita hanya bisa melakukan apa yang menjadi bagian kita, selebihnya biarkan Tuhan yang menyelesaikannya karena apa yang menurut kita baik dimata kita belum tentu baik dihadapan Tuhan, ikuti sesuai alurnya Tuhan saja, and the end sampai pengumuman kelulusan ternyata aku pun TIDAK LULUSπ Sedih? tentu saja, Kecewa? tentu saja...rasa itu tentu saja ada, tapi apa aku harus marah? kecewa? aku marah pada siapa? aku kecewa pada siapa? sama Tuhan? apa aku layak untuk melakukan hal itu? GAGAL...?BUKAN BERARTI AKU TIDAK MAMPU, HANYA SAYA TEMPATKU BUKAN DISANA dari dalam hati yang paling dalam aku bener-bener bersyukur pada Tuhan, ntah kenapa walaupun saya tidak lulus namun aku tetap bersukacita, loh gagal kok malah sukacita? (mengapa? Ada apa? di akhir cerita akan saya sampaikan)π yang menjadi beban bagi aku adalah harapan dan keiginan orang tuaku, ayahku..beliau sangat berharap aku bisa melanjutkan studiku disana, bukannya aku tidak berusaha, namun Tuhan berkata itu bukan tempat terbaik buatku untuk melanjutkan sekolahku.
Bagaimana dengan perasaaan orang tuaku, khususnya ayahku? beliau benar-benar sangat kecewa...dan pada akhirnya, aku meminta restu mereka untuk aku memilih sekolah di Pematang Siantar. Disanalah aku melanjutkan sekolahku dengan.... B... E...R...S...A...M...B...U...N...G
Kamu adalah insfirasi hidup ku π
BalasHapustrimakasih..sukses terus ya...
Hapus